TANPA KEKASIHKU (Cerpen)



TANPA KEKASIHKU

Part 1


  "Di mana letak surga itu, biar kugantikan tempatmu denganku. Adakah tangga surga itu, biar kutemukan untuk bersamamu"


Mungkin lirik lagu itu bisa mewakili sebagian perasaanku saat ini. Perasaan kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupku. Seseorang yang menjadi cinta pertamaku.


"Mila, bangun sayang. Udah siang nanti kamu telat masuk sekolah!" teriak mama sambil mengetuk pintu kamar.


"Iya, Mah," jawabku sambil menguap.


Rutinitas pagi hari sebelum berangkat ke sekolah. Terima kasih buat mamaku yang selalu sabar membangunkanku tiap pagi. Aku Mila Kalila, anak satu-satunya mama dan mama sebagai orang tua tunggal semenjak papa pergi meninggalkan kita berdua selama-lamanya.


"Berangkat dulu, Ma," pamitku sambil mencium pipi mama dan mengambil bekal sarapanku.


"Jangan lupa sarapannya, jangan sampai sakit," kata mama mengingatkan.


Aku tersenyum dan melambaikan tangan sambil berlalu. Hidup berdua bersama mama yang bekerja untuk menghidupi dan menyekolahkanku, membuatku menjadi anak yang kuat. Karena cuma ada kita berdua yang bisa saling menguatkan. Aku tidak kekurangan materi, karena papa meninggalkan harta yang cukup, tetapi mama juga tidak mau berdiam diri mengandalkan harta peninggalan papa.


Di sekolah.

"Pagi Kia, pagi Dina," sapaku pada kedua sahabatku.


"Hmm," jawab Dina singkat.


"Kenapa lu?" tanyaku sambil melirik ke arah Kia. Kia hanya mengangkat bahu.


"Haahh," hela napas Dina.


Paakkk.. suara tabokan keras di bahu Dina membuat Dina berteriak. "Aduuhh, gila lu ya Mil!"


"Lu budeg, ditanyain diem aja," jawab Mila sambil duduk di bangkunya


"Gue lagi bingung mikirin nyokap bokap gue yang mau cerai." Dina mulai bercerita. "Gue nggak mau ikut salah satu dari mereka. Kalau boleh, mending hidup sendiri aja deh, haahh." Helaan napas Dina terdengar lagi.


"Berat banget hidup lu, Din," kata Kia mengusap bahu Dina.


"Nggak usah terlalu dipikirin Din, itu urusan orang tua. Masih bagus orang tua lu masih ada di dunia walaupun mereka mau pisah," kataku membuat kedua sahabatku melihatku.


Bersambung...